Selamat datang di Blog Farid Nasrullah

Kenapa Shaum Sehatkan Perut Anda?

0 komentar


Para staf KBRI di Colombo, Sri Lanka, bersama keluarga dan WNI yang berada di Sri Lanka berbuka puasa bersama di kantor KBRI Colombo, Selasa (16/8/2011)

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak penelitian telah membuktikan manfaat puasa bagi kesehatan. Salah satu yang nyata dan perlu difahami adalah puasa memberi manfaat besar kesehatan perut atau sistem pencernaan Anda. 

Seperti diungkapkan ahli gizi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dr. Fiastuti Witjaksono SpGK  puasa adalah kondisi dimana tubuh tidak boleh mengonsumsi makanan atau minum sama sekali selama 14 jam. Meski efek puasa dapat membuat seseorang menjadi lemas dan pusing, hal ini dianggap sebagi suatu yang wajar. Karena saat orang berpuasa, kandungan glikogen, glukosa, lemak dan protein turun.


"Cadangan energi yang ada pada tubuh hanya bisa digunakan untuk sekitar 8-10 jam. Sisanya, kita harus menggunakan lemak sebagai cadangan energi," katanya,  Selasa, (24/7/2012) lalu.

Menurut Fiastuti, manusia dapat bertahan hidup selama dua minggu tanpa makan sama sekali asal tetap minum. Namun bila tidak minum sama sekali orang hanya hanya dapat bertahan selama seminggu.

Perbaiki saluran cerna
Saluran cerna adalah organ terbesar dan terberat yang ada di dalam tubuh kita, yang bekerja 24 jam tanpa berhenti. Tidak seperti organ lain seperti misalnya tulang, yang bisa berhenti bekerja ketika manusia sedang beristirahat.

Puasa, kata Fiastuti, dapay memberikan sejumlah manfaat menyehatkan bagi saluran cerna manusia. Apa saja itu? Berpuasa memberi kesempatan kepada alat pencernaan untuk beristirahat, memperbaiki proses regenerasi sel-sel saluran cerna, serta mengurangi beban kerja pencernaan.

"Pada kondisi tidak berpuasa kita makan 3 kali plus snack berkali-kali, sehingga lambung tidak bisa istirahat. Ketika puasa, saluran cerna kita justru senang karena diberi waktu istirahat yang cukup," terangnya.

Mengingat saluran cerna adalah tempat masuknya segala penyakit. Pola makan dan higienitas selama puasa tetap perlu diperhatikan agar kita tetap dapat menjaga saluran cerna tetap kuat. Dengan begitu, daya tahan tubuh juga akan kuat.

Puasa, lanjut Fiastuti, juga memberikan efek positif terhadap metabolisme tubuh. Puasa dapat membantu menurunkan tingkat kolesterol, risiko diabetes, dan mengurangi penyakit lambung fungsional (maag). Pada orang yang asam lambungnya berlebihan, dengan berpuasa kondisi lambungnya justru bisa lebih membaik.

Mengenai pola makan selama puasa, sesungguhnya tidak ada perbedaan antara orang yang berpuasa dan tidak berpuasa (baik dari segi total kalori dan komposisi). Hanya saja jumlah, jenis, dan waktu makan pada orang yang berpuasa harus diatur.

Agar kebutuhan energi terpenuhi, pola makan saat sahur harus mencakup 40 persen makanan besar, 30 persen makanan kecil (sebelum imsak), dan jangan lupa minum 3 gelas air. Ketika sahur usahakan makan dengan komposisi lengkap, yang terdiri dari karbohidrat, protein hewani/nabati, sayur dan susu.

Sementara saat berbuka, mulailah dengan mengonsumsi makanan atau minuman yang manis. Tujuannya agar cepat mengganti kadar gula darah yang sudah turun seperti teh manis, koktail, kurma. Setelah itu, baru makan lengkap setelah sholat magrib.

Fiastuti tidak mengnjurkan seseorang untuk melakukan aktivitas fisik atau olahraga setelah sahur, karena dapat berisiko dehidrasi. Pasalnya jarak waktu dari waktu makan dan minum cukup jauh. Jika ingin melakukan olahraga, sebaiknya dilakukan sebelum waktu buka puasa. "Bisa lakukan olahraga ringan seperti jalan santai atau aerobik," katanya.
Editor :
Asep Candra
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Farid Nasrullah | Cahaya Entrepreneur Moslem School | Johny Template | Mas Templatea | Pusat Promosi
Copyright © 2011. Farid Nasrullah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger