Selamat datang di Blog Farid Nasrullah

Impianku Bukan Sekedar Mimpi

0 komentar


bayi lucuDua puluh satu tahun yang lalu, saat dimana anak laki-laki terlahir kedunia tanpa memiliki kekuatan dan pijakan yang kuat serta dituntut harus bertarung dengan kekejaman dunia. ketika menangis saat keluar dari rahim ibu,  bayi tersebut menyadari ketika menang dalam persaingan ketatnya di alam rahim yang berlomba-lomba berenang dan mengarungi menuju sel telur masih ada tantangan hidup yang harus dihadapi. namun percayalah seorang anak bayi yang terlahir, sudah memiliki potensi yang sangat besar untuk bersaing di dunia ini. oleh karena itu Allah SWT memberikan sebuah tanggung jawab yang amat berat bagi anak bayi tersebut menjadi seorang pemimpin bukan hal mudah namun Allah akan mendidiknya dengan cara yang tidak dapat di terjemahkan oleh akal.

kedua orang tua anak tersebut menamainya Farid Nasrullah agar menjadi seorang pembela Diinul Islam yang tangguh. dengan seiringnya waktu berlalu, dari seorang anak tumbuh menjadi remaja hingga berkembang dewasa, dari perjalanan itu muncullah sebuah impian yang ingin dicapainya walaupun dia sangat mengetahui untuk mencapai semua itu tidaklah mudah harus merelakan keringat tubuhnya sampai kering dan merencanakan mana yang harus diprioritaskan dengan keadaan ekonomi di bawah rata-rata yang hanya berkecukupan sehari-hari.

Keinginan untuk melanjutkan ke Perguruan tinggi sangatlah di dambakan olehnya, saat-saat pendaftaran SNMPTN yang ditunggu-tunggu kandaslah sudah di telan monster ekonomi yang tak berpihak padanya, merenungi keadaannya yang tak kunjung lenyap dari berbagai beban pikiran, lingkungan dan keluarga, saat keadaan terpuruk Allah membuka jalan keluar dari keterpurukannya. datang berita menggembirakan dari salah satu Instansi pemerintahan memberikan kesempatan bagi yang tidak memiliki ekonomi yang mapan dapat melanjutkan ke Perguruan Tinggi yang di syaratkan "HARUS LULUS TEST" yang ironisnya ketika mendapatkan berita tersebut hanya memiliki 1 hari sebelum ditutup karena minimnya informasi yang didapat.

tidak mau kehilangan kesempatan, dengan waktu 1 hari tersebut dipergunakan sebaik-baiknya, berlari kesana kemari untuk melengkapi persyaratan hingga pukul 5 sore sedangkan kantor ditutup jam 4 sore, tibalah sang putus asa menusukan ke hati sang optimis dan sudahlah terbunuh keyakinan yang di impikan untuk melanjutkan ke Perguruan tinggi negeri. ternyata Allah Maha Pengasih lagi Maha penyayang ada yang menghubungi melalui ponsel, yang berasal dari Instansi Pemerintah yang menyediakan beasiswa tersebut agar berkas-berkas yang dikumpulkan segera di antar ke kantor tersebut padahal waktu pada saat itu menunjukan jam 11 malam, tidak adanya kendaraan umum yang lewat jalan yang dia lalui, mau tidak mau harus berjalan kaki dari rumah ke kantor selama 1/2 jam sesampai di kantor di serahkan berkas tersebut ke pengelola melalui penjaga keamanan. dapatlah nomor peserta untuk mengikuti test beasiswa pada hari senin.

dia mengambil Fakultas kedokteran UGM agar nantinya bisa memberikan pelayanan berobat secara gratis sehingga kalangan rakyat menengah kebawah bisa memperhatikan kesehatan tanpa memikirkan biaya yang selangit. hari seninpun tiba, dengan membawa kartu peserta yang dipasang di Almamater sekolah, berangkat pagi-pagi agar tidak terlambat masuk dan bisa mencari terlebih dahulu ruang kelas yang nantinya sebagai ruang ujian sesuai kartu peserta, Ujian Tes Psikotes sampai matematika dasar serta ujian tambahan yaitu test kepesantrenan telah dilalui tinggal menunggu hasil. hari demi hari hasil pengumumanpun tiba, dia mencoba melihat di internet untuk hasil test yang diujikan kemarin diterima atau tidak, itulah yang menjadi pertanyaan dalam hati. satu persatu nomor peserta dicocokan hingga nomor urut terakhir, ternyata nomor peserta milik dia tidak ada, dicoba sekali lagi dan memag ternyata tidak ada dan tidak tertera nama dan nomor pesertanya. kesedihanpun menyelimutinya. mau tidak mau harus diterima.

Dalam Fikirannya tidak masuk PT Negeri, swastapun tidak kalah bagusnya dalam fasilitas dan tenaga pengajarnya, masuk ke Politeknik Swasta dengan jurusan kesehatan di bandung dengan hasil jerih payah berbulan-bulan bekerja untuk membayar biaya masuk dan mengorbankan organisasi yang sedang dijalani pada saat itu, ternyata ekonomi yang masih menjadi permasalahannya, 1 tahun bekerja di 3 perusahaan berbeda untuk membiayai kuliah dan akhirnya harus berpindah universitas dengan membantingkan stir berbeda jurusan dari sebelumnya mengambil jurusan Manajemen Bisnis di Universitas Bisnis di Bandung, jangan sampai ekonomi yag menjadi kontrol hidup akan tetapi ekonomi harus dibawah genggaman tangannya yang dikoridori oleh agama untuk mengontrol manfaat yang baik.

sama halnya pada saat sebelumnya, saya harus membiayai kuliah dengan hasil jerih payah bekerja seperti para kuli yang tak kenal lelah walau mengangkat beban berkilo-kilo sampai kwintal demi membiayai kuliah dan sehari-hari. pernah sampai menjual dus bekas yang dihargai Rp.800/kilo karena untuk menambah uang saku.

bersambung ke Impianku Bukan Sekedar Mimpi 2
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Farid Nasrullah | Cahaya Entrepreneur Moslem School | Johny Template | Mas Templatea | Pusat Promosi
Copyright © 2011. Farid Nasrullah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger