Dikutip dari
Tabloid NOVA No. 649/XIII
Pekan lalu
Anda telah melihat bahwa perbedaan penggunaan sistem bunga dapat mempengaruhi
saldo investasi Anda pada akhir tahun, walaupun semuanya sama-sama menjanjikan
bunga 12 persen per tahun. Sebabnya sederhana: karena jumlah bunga yang Anda
terima juga berbeda.
Berbedanya
bunga yang Anda dapat itulah yang lalu memunculkan istilah "suku bunga
efektif" (effective rate). Yaitu perbandingan jumlah bunga yang
Anda dapatkan pada akhir tahun, dengan jumlah uang yang Anda masukkan. Cara
menghitung bunga efektif sangat mudah: bunga yang Anda terima pada akhir tahun
dibagi dengan nilai nominal uang Anda pada awal tahun.
Jadi, kalau
ada sebuah produk investasi yang menjanjikan suku bunga 12 persen per tahun,
maka mungkin saja suku bunga efektifnya tidak 12 persen. Apa yang Anda terima
pada akhir tahun mungkin lebih dari 12 persen. Dengan mengetahui suku bunga
efektif, maka perbedaan yang Anda dapatkan jadi betul-betul terlihat.
Selain itu,
suku bunga efektif juga memungkinkan Anda untuk mempercepat perhitungan Anda.
Artinya, kalau tadi kita menggunakan contoh Rp 1.000.000 sebagai dana awal
investasi Anda, maka untuk selanjutnya, kita bisa saja mengubahnya menjadi Rp
5.000.000.
Anda pun tidak perlu
menghitung-hitung lagi berapa jumlah bunga yang Anda dapatkan bila menggunakan
sistem bunga berbunga harian, misalnya. Anda tidak perlu menghitung bunga
secara berulang-ulang sampai 365 kali. Cukup mengalikannya dengan 12,74 persen,
atau kalikan Rp 5 juta tadi dengan 12,74 persen. MAKIN DINI MAKIN BAIK
Pernah
ada orang yang mengatakan bahwa konsep bunga berbunga adalah suatu penemuan
terbesar dalam abad ini. Ini tidak berlebihan. Sebagai contoh kalau Anda
memasukkan Rp 1.000.000 pada saat ini ke dalam deposito yang memberikan 12
persen per tahun (dengan sistem bunga berbunga tahunan), pada akhir tahun
pertama saldo Anda akan menjadi Rp 1.120.000.
Pada
akhir tahun kesepuluh, saldo Anda akan menjadi Rp 3.105.848. Pada akhir tahun
ke-20, saldo Anda akan menjadi Rp 9.646.293. Lalu pada akhir tahun ke-100,
saldo Anda akan menjadi Rp 289.002.190.
Apa
yang menyebabkan saldo investasi Anda bisa menjadi begitu besar? Waktu. Semakin
lama uang Anda berputar dalam sistem bunga berbunga, makin besar bunga yang
Anda dapatkan. Kalau menggunakan contoh bola salju tadi, maka semakin tinggi
puncak gunung salju, maka semakin besar pula bola salju itu nantinya ketika
sampai di dasar gunung. Ini karena semakin tinggi gunung salju itu, semakin
banyak pula perputaran bola salju itu sebelum ia sampai di dasar gunung.
Artinya, semakin panjang jangka waktu investasi Anda, maka semakin besar pula
saldo investasi Anda kelak.
Kebanyakan investasi meng-gunakan
sistem perhitungan bunga berbunga. Sebagai contoh, kalau Anda membeli rumah
yang saat ini baru bernilai Rp 100 juta, maka pada akhir tahun, katakan saja
rumah itu sudah menjadi senilai Rp 120 juta (ada penambahan nilai 20 persen).
Pada akhir tahun kedua, nilai rumah Anda mungkin sudah menjadi Rp 120 juta
dikali 20 persen. Begitu seterusnya, walaupun sampai 100 tahun sekalipun.
Konsep ini sama untuk hampir semua produk investasi.
Apa
hubungan ini semua dengan Anda? Bila Anda menabung untuk tujuan tertentu kelak,
maka semakin dini Anda mulai, maka semakin panjang pula jangka waktu investasi
Anda, sehingga ini akan makin baik untuk Anda. BEDA KECIL BERARTI BESAR
Perlu
pula disadari perbedaan suku bunga (antar-bank) yang kecil sekalipun bisa
berbeda jauh pengaruhnya terhadap saldo investasi Anda. Sebagai contoh,
misalkan saja pada saat ini Anda punya Rp 2 juta. Anda lantas membuka deposito
12 bulan pada dua bank, Bank A dan Bank B. Masing-masing Rp 1 juta.
Katakan
saja, suku bunga di Bank A adalah 9 persen per tahun, sedangkan di Bank B
adalah 10 persen per tahun (bedanya 1 persen saja). Artinya, pada akhir tahun
pertama, Bank A akan memberikan bunga Rp 100 ribu, dan Bank B hanya Rp 90 ribu.
Bedanya Rp 10 ribu. Kecil? Memang.
Tapi
bila dilihat secara jangka panjang, perbedaan saldo investasi pada kedua
deposito itu akan sangat besar. Makin lama waktunya, makin besar perbedaan itu.
Pada akhir tahun ke-20, misalnya, saldo
Anda di Bank A sudah Rp 5.604.411 dan
Bank B Rp 6.727.500. Berarti ada perbedaan Rp 1.123.089.
Pada
akhir tahun-50, saldo di Bank A adalah Rp 74.357.520, sedangkan di Bank B
mencapai Rp 117.390.853. Jadi perbedaan saldo di kedua bank adalah Rp
43.033.333. Besar sekali! PADUKAN WAKTU DAN FREKUENSI
Contoh-contoh
di atas mengandaikan Anda melakukan investasi sekali saja (lump sum), di
mana Anda memasukkan uang sekali saja, dan mendiamkannya selama bertahun-tahun,
sampai 50 atau 100 tahun.
Tapi
bagaimana kalau Anda tidak melakukan investasi sekali saja, tapi rutin setiap
tahun? Misalkan saja setiap awal tahun Anda menyetorkan Rp 1 juta. Setelah 50
tahun, jumlah yang Anda setorkan menjadi Rp 50 juta. Tapi karena Anda
memasukkannya dalam investasi bunga berbunga, maka saldo investasi Anda setelah
50 tahun menjadi Rp 2.688.020.438!
Besar
sekali! Padahal, jumlah total yang Anda setorkan selama 50 tahun itu hanya Rp
50 juta. Coba Anda bandingkan dengan investasi sekali saja (Rp 1 juta), dan
hasil yang Anda dapatkan setelah 50 tahun adalah Rp 289 juta.
Karena
itu perpaduan antara frekuensi investasi yang rutin dengan panjangnya jangka
waktu investasi yang Anda miliki, akan menghasilkan saldo investasi yang
betul-betul dahsyat besarnya. Jadi, bagaimana? Masih mau menunda berinvestasi? BISA
PERIODIK ATAU SEKALI SAJA
Bila Anda melakukan investasi, maka
ada dua pilihan, bisa melakukan secara periodik, atau sekali saja. Untuk
investasi secara periodik, Anda bisa melakukan investasi setahun sekali, enam
bulan sekali, atau bahkan sebulan sekali. Beberapa orang ada yang berinvestasi
setiap satu atau dua minggu sekali. Tapi yang penting di sini adalah bahwa yang
dimaksud dengan periodik adalah melakukan investasi secara rutin.
Biasanya,
berinvestasi secara periodik merupakan cara yang paling ampuh untuk mengejar
target dana yang besar kelak. Anda tak perlu memiliki jumlah dana yang besar
pada saat ini, tapi cukup menyisihkan sebagian kecil penghasilan Anda untuk
diinvestasikan ke dalam sebuah produk investasi. Lama kelamaan, Anda akan
memiliki saldo investasi yang begitu besar, karena Anda juga mendapatkan bunga.
Berinvestasi
secara periodik sama seperti seorang tukang bangunan yang sedang membuat
dinding. Apa yang ia lakukan adalah mengambil sebuah bata, mengoleskannya
dengan semen, lalu menempelkannya. Ambil lagi sebuah bata, memberikan semen,
dan menempelkannya disebelah kiri atau kanan bata yang tadi. Begitu seterusnya
sampai ia bisa menyelesaikan satu lapis. Setelah itu, ia akan melanjutkannya
dengan lapis kedua. Lapis kedua selesai, dilanjutkan dengan lapis ketiga.
Begitu seterusnya.
Lama
kelamaan, Anda akan melihat sebuah dinding. Persis seperti itulah gambarannya
bila Anda berinvestasi secara periodik. Hanya bedanya, dengan berinvestasi,
Anda juga mendapatkan bunga. Sementara tukang bangunan tadi, tidak mendapatkan
'bunga'. Yang ia lakukan hanyalah seperti menabung ke dalam celengan saja
secara rutin. Tetapi prinsipnya sama saja: sedikit-sedikit, akan menjadi bukit.
Anda juga bisa berinvestasi sekali
saja (lump sum). Artinya, Anda cukup memasukkan uang sekali saja ke
dalam sebuah produk investasi, deposito misalnya, lalu Anda diamkan selama
katakanlah sepuluh tahun. Setiap tahun, Anda akan mendapatkan bunga, yang bisa
Anda tambahkan ke uang pokok Anda. Kemudian, didepositokan lagi, sehingga
bunganya makin lama makin besar. Tapi, selama itu Anda tidak pernah
menyentuhnya, sampai selama sepuluh tahun. Setelah sepuluh tahun, Anda akan
memiliki jumlah dana yang sangat besar.
Posting Komentar