Selamat datang di Blog Farid Nasrullah

Rahasia Sholat dalam Perspektif Kesehatan : Bagian 3

0 komentar


 Mengangkat Tangan ketika Takbiratul Al-ihram

Mengangkat tangan dengan cara mensejajarkannya dengan kedua pundak, mengarahkan dua telapak tangan ke kiblat, dan siku menyamping, menjadikan dua tulang belikat (lemusir) yang berada di punggung kembali sejajar dan rata. Dengan cara ini, kita dapat melindungi pundak dan punggung dari pembungkukan. Bila dilakukan secara rutin dalam shalat, hal ini akan melindungi dan menjadi terapi dari gangguan pembungkukan tersebut. Serta dapat melancarkan aliran darah, getah bening dan kekuatan otot lengan. Dan pada ilmu psikologi, saat itu pula korpus kalosum (jembatan antara antara dua belahan otak) dilatih dan diaktivasi. Balahan otak
kiri bertanggung jawab terhadap proses analisis rasional, berpadu dengan otak kanan yang mengatur sifat artistik, keindahan, dan imajinasi. Aktifnya dua belahan otak ini akan menghasilkan sebuah perpaduan indah, dimana rasionalitas berpadu dengan estetika. Agar menyadari kemahabesaran Allah.
Mengangkat kedua tangan dan meluruskan kembali punggung dapat menambah kelapangan rongga dada. Ruang gerak paru-paru dan kuantitas darah yang kaya oksigen juga akan bertambah. Demikian pula darah yang mengalirkan oksigen dan sari makanan ke sel tubuh, akan bertambah pula, dan pembersihan dari sisa-sisa proses penyerapan sari makanan dari sel tubuh. Hasilnya otot tidak akan cepat lelah atau tertekan (stress). Dengan demikian vitalitas anggota tubuh akan semakin bertambah. Selain itu, Pada saat gerakan takbir, bahu terangkat sedikit, tulang-tulang rusuk ikut terangkat menimbulkan pelebaran rongga dada. Akibatnya tekanan udara di dalam rongga mengecil dan memudahkan udara nafas masuk dengan cepat dan memberikan aliran darah dari pembuluh balik yang terdapat di lengan untuk dialirkan ke bagian otak pengatur keseimbangan tubuh, membuka mata dan telinga, sehingga keseimbangan tubuh terjaga.
Ketiak dibuka. Ketiak adalah stasiun ragional utama bagi peredaran limfa (getah bening) yang merupakan kumpulan dari keseluruhan anggota gerak bagian atas (tangan, lengan bawah, lengan atas, dan bahu). Gerakan takbir ini adalah gerakan “active pumping” yang sangat bermanfaat.


Sekat rongga badan (diafragma) terlatih. Pada saat yang sama, kita harus mengucapkan kalimat takbir “ALLAHU AKBAR” padahal dinding dada sedang merenggang. Untuk dapat mengucapkan suatu kata, udara harus mengalir keluar guna menggetarkan pita suara, maka tidak lain hal in hanya bisa dikerjakan oleh sekat rongga badan (diafragma). Benar-benar suatu sinergisme yang rapi dan sangat efektif. Dan tentu saja sinergi ini juga berpengaruh terhadap fungsi-fungsi fisiologis lainnya karena pasti diotak terjadi asosiasi dan sinkronisasi pusat-pusat pengaturan. Gerakan dan kerja organ-organ dalam.
Dalam hadits riwayat abu hurairah disebutkan bahwa ketika shalat rasulullah saw mengangkat kedua tangannya dengan lurus. Maksudnya adalah kedua tangan direntangkan dan jari-jari diluruskan. Meskipun tampak sederhana, tetap hal ini latihan yang baik bagi jari-jari tangan. Mengangkat kedua tangan dengan cara ini, sangat baik untuk melatih otot dan urat-urat jari sesuai dengan tuntunan sehari-hari  yang banyak membutuhkan peran tangan. Memang hal ini tidak seberapa dibanding ukuran otot-otot yang lain yang terdapat pada bagian tubuh lainnya, tetapi mengulang-ngulang kegiatan sederhana ini tiga kali setiap rakaat dalam tujuh belas rakaat sehari semalam, dapat melancarkan sirkulasi darah pada jari-jari tangan.
Demikian pula mengangkat dan menurunkan lengan dalam takbiratul al-ihram, merupakan latihan yang baik bagi otot-otot lengan karena otot lengan menyangga berat lengan itu sendiri setiap kali diangkat dan diturunkan. Latihan ini memang sangat sederhana karena lengan tidak menanggung beban selain lengan itu sendiri. Hal ini menjadi semacam latihan persiapan agar otot lengan lebih siap ketika harus menanggung beban yang lebih berat berikutnya seperti dalan sujud, dan lain-lain.
Namun demikian, ada dua pertanyaan yang dapat menguatkan hikmah dari pentingnya mengangkat kedua tangan hingga sejajar dengan kedua pundak.
Pertanyaan pertama : Apa yang terjadi apabila kedua tangan diangkat hingga melebihi jarak dua pundak?
Bila hal itu terjadi, dua tulang belikat di punggung akan mengalami tekanan tambahan kearah depan dan mengakibatkan tulang pangkal paha semakin melengkung ke bagian belakang. Pertambahan semacam ini akan menambah terjadinya tekanan pada syaraf di belakang kaki yang biasanya mengakibatkan sakit asam urat atau encok. Selain itu, juga dapat menambah tekanan pada tulang belakang sebagai akibat dari semakin cekungnya tulang pangkal paha. Keadaan ini dapat menyebabkan ruas tulang belakang bergeser.
Pertanyaan kedua : apa pula yang terjadi apabila mengangkat kedua tangan tidak sampai sejajar dengan dua pundak?
Jika hal itu terjadi, aktivitas mengangkat kedua tangan akan memberi pengaruh terapi terhadap gangguan punggung maupun pundak. Ia juga tidak akan mengembalikan dua tulang belikat ke posisinya semula. Akibatnya, kelegaan rongga dada yang berpengaruh pada meningkatnya vitalitas paru-paru tidak akan tercapai.
Ada pertanyaan lain yang juga perlu diajukan, “jika mengangkat kedua tangan memiliki manfaat seperti tersebut sebelumnya, mengapa hanya dilakukan pada permulaan rakaat pertama dan setelah rakaat kedua saja?”
Sebagian kita sudah ketahui, mengangkat kedua tangan dilakukan hanya pada rakaat ganjil, bukan pada rakaat genap. Diantara hikmahnya adalah agar rakaat dalam shalat tidak hanya dalam satu bentuk sehingga ia dapat mengingatkan seseoranng yang sedang shalat terhadap jumlah rakaat yang ia jalani. Karena, untuk mengangkat tangan pada rakaat tertentu membutuhkan ingatan pikiran sehingga memudahkan seseorang mengingat rakaat yang sedang ia jalani. Biasanya, mengingat jumlah rakaat dilakukan ketika sujud atau tasyahud pertama. Baru setelah itu, seseorang akan tahu ia berada pada rakaat keberapa. Jadi, mengangkat kedua tangan mengingatkan seseorang yang sedang shalat terhadap rakaat yang sedang ia jalani.
Pertanyaan lain, “jika seorang makmum masuk shaf shalat, sedangkan imam sudah pada rakaat kedua, apakah dia harus mengangkat tangan, mengingat saat itu dia baru rakaat pertama, sementara imam sudah pada rakaat kedua?”
Seseorang makmum yang terlambat seperti kejadian tersebut, tetapi harus mengangkat tangan ketika takbiratu al-ihram  karena hal itu merupakan sunnah ketika mulai shalat. Setelah itu, ia dapat mengikui seluruh gerakan imam meskipun keduanya berbeda rakaat.yang demikian itu membantu makmum mengingat berapa rakaat yang telah dilaksanakannya bersama imam dan berapa rakaat yang masih tertinggal  dan harus dipenuhi. Nabi saw bersabda : “Shalatlah pada rakaat yang dapat kamu ikuti (dengan imam), dan sempurnakanlah sisa rakaat yang tertinggal.” Dengan memehatikan imam, seorang makmum akan tahu berapa rakaat yang bisa ia ikuti dan berapa yang harus ia sempurnakan sendiri.
Sumber : 

1.    Sagiran, dr.,M.Kes.,Sp.B, Mukjizat Gerakan Shalat,Qultum Media, Jakarta Selatan, 2008.

2.    Jalal Muhammad Syafi’i, Syaikh, The Power of Shalat, MQ Publishing, Bandung, 2006.

3.    El-ashry, Tohirin, Rahasia Dahsyatnya Shalat, Suluk, Jakarta Selatan,  2010.
4.    Nur Azhar, Tauhid, Sulaiman, Eman, Simbol-simbol Shalat, Madani Prima, Bandung, 2002.
5.    PP.Persis, Dewan Hisbah,  Risalah Shalat, Risalah Pers, Bandung, 2005.
6.    Aam Amiruddin, Dr., M.Si., Sudah Benarkah Shalatku?, Khazanah Intelektual, Bandung, 2008.


Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Farid Nasrullah | Cahaya Entrepreneur Moslem School | Johny Template | Mas Templatea | Pusat Promosi
Copyright © 2011. Farid Nasrullah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger