Semua yang diperintahkan oleh Allah dan dilarang-Nya mempunyai maksud dan bagi hamba-Nya. Contoh, hanya si pembuat motor honda-lah yang tahu bagaimana, bagaimana jenis mesinnya, bagaimana perawatannya, dan bagaimana cara menggunakannya. Ikutilah aturan pakai si pembuat produk karena dialah yang tahu persis komponen sebuah produk yang ia buat. Melakukkan pelanggaran atas petunjuk ini tentu akan membahayakan diri sendiri.
Demikian juga dengan manusia, hanya Allah-lah yang tahu persis apa dan bagaimana makhluk yang bernama manusia ini, karena Dia-lah yang menciptakan. Manusia harus mentaati aturan-aturan yang dibuat oleh Allah jika hidupnya ingin bahagia. Jadi, semua perintah dan larangan Allah adalah petunjuk penggunaan sebuah produk yang bertujuan untuk kenyamanan dan keamanan konsumen.
Salah satu perintah Allah yang paling utama adalah agar manusia mendirikan shalat. Shalat menurut mayoritas ahli bahasa adalah do’a.
Pengertian shalat yang berarti do’a ini tercantum dalam al-qur’an dan hadits. Dalam firman Allah swt disebutkan ;
“Dan doakanlah mereka , sesungguhnya do’amu menenteramkan mereka. Dan Allah itu Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (Q.S.At-Taubah 9 : 103)
Dalam sabda Rasulullah saw disebutkan :
“Apabila seseorang di antara kamu diundang , hendaklah ia datang. Jika ia sedang shaum, do’akanlah dan jika tidak shaum, hendaklah ia makan ” (Shahih Muslim dari Abu Hurairah).
Adapun shalat menurut syara’ adalah Ibadah yang mengandung ucapan-ucapan dan amalan-amalan yang khusus, dimulai dengan mengagungkan Allah Ta’ala (Takbir), diakhiri dengan salam. (Fiqih As-Sunnah 1:78)
Dalam Islam, shalat mempunyai kedudukan yang tinggi dibandingkan dengan ibadah yang lainnya. Shalat adalah tiang agama tidak akanan berdiri Islam kecuali dengannya.
Rasulullah Saw bersabda :
“Pokok urusan (agama) ini adalah Islam dan tiangnya adalah shalat.....” (Al-Mu’jam Al-Kabir 20:55 no.96 dari Mu’adz Bin Jabal)
Shalat adalah ibadah paling awal diwajibkan dengan diwahyukan langsung kepada Rasulullah saw tanpa melalui malaikat jibril. Shalat diwajibkan pada waktu mi’raj Nabi Muhammad saw.
Selain itu shalat adalah amal yang paling awal dihisab sebagaimana dinyatakan oleh Rasulullah saw :
Nabi saw, bersabda : “ yang mula-mula dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat. Jika shalatnya beres, maka bereslah seluruh ammalnya dan jika shalatnya rusak , maka rusaklah seluruh amalnya.” ( al-Mu’jm al-Ausath 2:240 no.1859. Mushannaf Ibnu abi Syaibah 7:276 no.36047 dari Anas Ibnu Malik)
Shalat juga adalah wasiat terakhir Rasulullah saw yang diamanatkan kepada umatnya . Ummu Salamah Meriwayatkan :
“ Diantara wasiat terakhir Rasulullah saw adalah ‘(Jagalah) shalat. Shalat , dan hamba sahaya yang kamu miliki.’” (Musnad Ibnu Hambal 6:290 no.26526, 26726, 26770)
Shalat merupakan benteng terakhir dari agama, kalau shalat lenyap, lenyap pula agama seluruhnya.
Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya akan terlepas ikatan-ikatan islam satu demi satu. Setiap kali satu ikatan lepas. Manusia akan tergantung pada ikatan yang berikutnya. Ikatan yang paling awal terlepas adalah hukum dan yang terakhir adalah shalat.” (Shahih Ibnu Hibban dari Abu Umamah)
Lebih dari itu, apabila diamalkan berdasarkan ketentuannya, shalat merupakan ibadah yang berfungsi mencegah perbuatan keji dan munkar.
“Sesungguhnya shalat merupakan perbuatan keji dan munkar sesungguhnya (shalat) mengingat Allah (dzikir) yang paling utama.” (Q.S Al-ankabut [29] : 45)
Manfaat shalat seluruhnya adalah bagi manusia. Shalat adalah petunjuk kebahagiaan bagi manusia. Shalat adalah terapi fisik dan psikologis yang sangat bermanfaat bagi manusia. Di dunia modern, orang tentu sangat membutuhkan kebugaran dan kesehatan, baik jasmani dan rohani. Shalat menjawab kebutuhan itu. Shalat adalah terapi kesehatan, baik mental maupn fisik. Shalat yang khusyu akan menimbulkan ketenangan jiwa. Inilah kunci dari segala kesuksesan. Jika seseorang jiwanya sudah tenang, maka ia akan lebih fokus dengan segala urusannya. Hidupnya tertata sedemikian rupa. Ia tahan menghadapi berbagai rintangan dan ujian.
Kemanfaatan shalat bukan hanya semata-mata bersifat psikis. Menurut tinjauan medis, shalat juga sangat bermanfaat bagi kebugaran dan kesehatan tubuh jika dijalankan dengan benar dan penuh konsentrasi. Shalat adalah senam jasmani sekaligus rohani. Manfaat shalat dari sisi jasmani bukanlah temuan baru para ilmuwan modern. Para ulama klasik juga telah mengisyaratkan hal ini. Ibnu Qoyyim al-Jawziyyah misalnya, dalam kitab Zad Al-ma’ad, menyebutkan bahwa di antara manfaat shalat (yang dilaksanakan dengan khusyu) adalah menghilangkan penyakit di badan, menyehatkan badan dan jiwa, menjaga stabilitas tubuh, dan memberikan kekuatan, selain mencegah perbuatan dosa, menerangi hati. Mencerahkan wajah, mendatangkan rezeki, mengatasi kezaliman, menjadi penolong di kala dizalimi, memadamkan nafsu syahwat, menjaga nikmat, mencegah azab, menurunkan rahmat, menghilangkan kesusahan, menghibur jiwa, menghilangan kemalasan, melapangkan dada, menyemangatkan jiwa, mendatangkan berkah, menjauhkan dari setan dan mendekatkan diri kepada Allah. Tapi hanya sebagian umat muslim melaksanakan shalat dengan khusyu dan kebanyakan umat muslim melaksanakan shalat hanya sebagai formalitas sebagai muslim.
Sumber :
1. Sagiran, dr.,M.Kes.,Sp.B, Mukjizat Gerakan Shalat,Qultum Media, Jakarta Selatan, 2008.
2. Jalal Muhammad Syafi’i, Syaikh, The Power of Shalat, MQ Publishing, Bandung, 2006.
3. El-ashry, Tohirin, Rahasia Dahsyatnya Shalat, Suluk, Jakarta Selatan, 2010.
4. Nur Azhar, Tauhid, Sulaiman, Eman, Simbol-simbol Shalat, Madani Prima, Bandung, 2002.
5. PP.Persis, Dewan Hisbah, Risalah Shalat, Risalah Pers, Bandung, 2005.
6. Aam Amiruddin, Dr., M.Si., Sudah Benarkah Shalatku?, Khazanah Intelektual, Bandung, 2008.
Posting Komentar