Selamat datang di Blog Farid Nasrullah

Rahasia Sholat dalam Perspektif Kesehatan : Bagian 7

0 komentar



 
Posisi Ruku’ dalam Sudut Pandang Fisiologi

Ketika meluruskan punggung dan mensejajarkan kepala dengan pinggul, berarti memposisikan punggung sejajar laksana bumi, datar dan rata. Maka, aliran darah dalam tubuh berada di bawah pengaruh dua kekuatan, kekuatan bagian atas, yaitu tekanan jantung terhadap darah, dan kekuatan dari bawah berupa daya gravitasi bumi, yaitu daya tarik bumi terhadap darah. Sebagian akibat dari pengerutan otot-otot di dua sisi bagian bawah, darah kembali menekan ke arah atas, tepatnya ke jantung. Inilah kekuatan yang memengaruhi aliran darah.
Karena dalam ruku’ punggung sejajar dengan bumi maka mungkin tidak ada kekuatan daya tarik bumi terhadap darah di bagian dada dan kepala, tanpa pengaruh daya gravitasi bumi yang sebenarnya dapat mengurangi tekanan darah. Maka, kuantitas darah dalam kepala semakin banyak.
Pengaruh-pengaruh yang dapat ditimbulkan adalah karena dengan terpenuhinya kuantitas darah yang mengalirkan sari makanan ke otak akan memberikan tambahan kekuatan pada otak yang disebabkan adanya darah putih dan gizi yang masuk dengan cukup. Maksud dari terpenuhinya kuantitas darah ke otak adalah bertambahnya kuantitas darah yang mengalir balik ke jantung dan paru-paru. Efeknya, pembersihan sisa pembakaran di otak akan berlangsung cepat, vitalitas otak terbaharui, dan tidak akan mudah mengalami tekanan pikiran.
Semakin banyak darah yang mengalit ke otak, akan banyak membantu mengobati rasa pusing akibat berfikir keras atau tumpukan hasil proses pencernaan makanan, dan akan membantu menyegarkan kembali fikiran. Hal ini disebabkan bertambahnya oksigen dan sari makanan serta semakin cepatnya proses pembersihan sisa pembakaran di otak. Begitu pula semakin banyak darah yang mengalir ke kepala ketika ruku’, akan lebih cepat  mengobati pusing yang disebabkan turunnya tekanan darah atau darah rendah maupun disebabkan kurangnya oksigen yang masuk ke otak. Dalam keadaan terakhir ini, otak kehilangan kemampuan untuk melakukan pembakaran bahan makanan. Ia juga tak mampu memproduksi energi yang diperlukan untuk berfikir.
Ketika ruku’, pada saat darah yang mengalir ke otak bertambah, seseorang akan terobati dari pusing akibat penyakit-penyakit seperti lemah jantung. Demikian juga ruku’ dapat menambah ketajaman pandangan, terutama bagi mereka yang terkena penyakit jantung atau tekanan darah rendah. Apabila seseorang penyakit tersebut, umumnya mengalami kekaburan pandangan  dan tidak dapat melihat sesuatu dengan jelas akibat minimnya darah yang mengalir ke mata. Adapun daya tarik gravitasi bumi  berpengaruh pada darah, terutama pada bagian dua paha dan betis, bersama dengan mengencangnya otot-otot dua kaki. Jaringan pembuluh darah dalam otot kaki akan penuh meskipun ia melebar secara maksimal.tubuh membutuhkan energi untuk menahan posisi ruku’. selain itu, ketika ruku’, otot-otot akan mengerahkan tenaga lebih banyak daripada ketika berdiri.
Berikut penjelasan seberapa banyak tenaga yang dikeluarkan tubuh ketika melakukan gerakan shalat. Hal ini untuk menjelaskan bahwa secara bertahap, otot mengalami tekanan dan tambahan beban sehingga ia akan terlatih serta semakin kuat.
Dalam posisi ruku’ yang di contohkan rasulullah saw, meskipun hal itu dilakukan sebentar, tetapi daya tahan tubuh untuk mempertahankan posisi ruku’ akan menambah daya tahan otot. Daya tahan ini adalah salah satu unsur terpenting dalam kebugaran tubuh yang dikenal dengan “Kemampuan otot mrmcurahkan tenaga dalam waktu yang relattif lama.” Daya tahan tubuh ini  pula bertambah secara berangsur-angsur, dimulai saat berdiri, ruku’, hingga saat sujud.
Ringkasnya, posisi ruku’ menambah kelenturan otot-otot yang dihasilkan oleh membungkuknya badan kedepan dengan posisi punggung yang lurus dan badan yang kokoh. Waktu ruku’ yang cukup lama dapat menambah kekuatan otot karena ia harus menanggung beban berat badan agar tidak terjatuh oleh kekuatan gravitasi bumi. Bertolak dari konsep tersebut, terciptalah keseimbangan yang sangat sulit antara kelenturan dan kekuatan otot secara bersamaan, ketika salah satunya tidak lebih dominan dari yang lain.

Sumber : 


1.    Sagiran, dr.,M.Kes.,Sp.B, Mukjizat Gerakan Shalat,Qultum Media, Jakarta Selatan, 2008.

2.    Jalal Muhammad Syafi’i, Syaikh, The Power of Shalat, MQ Publishing, Bandung, 2006.
3.    El-ashry, Tohirin, Rahasia Dahsyatnya Shalat, Suluk, Jakarta Selatan,  2010.
4.    Nur Azhar, Tauhid, Sulaiman, Eman, Simbol-simbol Shalat, Madani Prima, Bandung, 2002.
5.    PP.Persis, Dewan Hisbah,  Risalah Shalat, Risalah Pers, Bandung, 2005.
6.    Aam Amiruddin, Dr., M.Si., Sudah Benarkah Shalatku?, Khazanah Intelektual, Bandung, 2008.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Farid Nasrullah | Cahaya Entrepreneur Moslem School | Johny Template | Mas Templatea | Pusat Promosi
Copyright © 2011. Farid Nasrullah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger